Alasan Kenapa Anime Jarang Tayang di Televisi Indonesia

On Rabu, 17 Juli 2013 0 komentar


Karena akhir-akhir ini makin jarang kita
melihat penayangan anime di televisi Indonesia,
mungkin ada yang menanyakan apa
penyebabnya hal demikian bisa terjadi.
Menurut info yang admin telusuri, ada beberapa
penjelasan tentang hal ini. Silahkan disimak :)

1. Sedikit Anime Yang Lulus Sensor
Sepertinya yang menjadi halangan TV tersebut
menayangkan adalah masalah hak siar di
Indonesia yang katanya "susah". Anime Naruto
& One Piece yang terakhir kali di siarkan di
GlobalTV katanya tidak diteruskan karena
masalah hak siar dari badan sensor Indonesia.
Menurut info yang admin dapat alasannya
adalah karena dalam Anime tersebut banyak
adegan kekerasan dan gambar yang tidak cocok
untuk anak-anak. Mari admin tanggapi,
sejujurnya anime tersebut ditujukan bukan
untuk anak-anak, tetapi untuk remaja 15
tahun keatas. Hanya masalah cara pandang
orang Indonesia saja yang salah. Kebanyakan
orang menganggap bahwa semua yang berbau
animasi adalah tayangan "anak".
Padahal kita tahu ada yang namanya "Hentai"
yang khusus dibuat untuk dewasa, bayangkan
jika "Hentai" yang isinya adalah animasi dewasa
di tayangkan untuk anak. Dari sekian banyak
anime yang di produksi di jepang, hanya tersisa
sedikit yang lulus sensor di Indonesia.
Kebanyakan anime yang tayang di Indonesia
adalah anime ber-genre petualangan,
kehidupan sehari-hari dan anime untuk usia
anak-anak. Akan sangat sulit ditemui bahkan
hampir tidak ada anime untuk remaja ke atas
dan dewasa yang tayang di Indonesia. Itulah
sebabnya kenapa kamu tidak bisa menemukan
anime yang berbumbu ecchi (nakal), adegan
kekerasan serta kata-kata kasar disini.

2. Biaya Lisensi Anime Yang Mahal
Produksi anime sendiri tidak murah. Menurut
thread yang admin baca di Japanesia, sebuah
episode anime berdurasi 30 menit pada tahun
2010 menghabiskan biaya 11.000.000 yen
($145,214/ sekitar Rp. 1,2 Milyar). Itu hanya
satu episode loh, kalau 1 season (13 episode)
tinggal kalikan saja 1,2 Milyar dengan 13 =
sekitar Rp. 15,6 Milyar. Salah satu alasan
kenapa mahal adalah karna anime dibuat dari
gambar tradisional/tangan/manual (Original
work) yang kemudian di animasikan. Dari situ
bisa disimpulkan berapa kalau biaya lisensi atau
ijin tayangnya juga mahal. Tidak langsung saja
menayangkan, namun harus membeli ijinnya
terlebih dahulu. Oleh karna itu mereka pihak
TV hanya membeli lisensi anime yang terkenal,
lulus sensor dan sekiranya laku atau banyak
digemari di Indonesia. Seperti misalnya Dragon
Ball, Doraemon, Naruto dan anime yang lisensi
nya terjangkau. Misal anime lawas atau anime
yang udah ketinggalan jaman yang harganya
sudah turun di pasaran. Ya, mereka hanya
menayangkan anime yang terkenal dan yang
lisensinya murah untuk memastikan mereka
juga mendapat keuntungan.
3. Perusahaan Televisi Adalah Profit Oriented
Tujuan utama mereka adalah mencari
keuntungan. Tentu saja mereka hanya
menayangkan acara yang sekiranya
menguntungkan mereka. Mereka bisa melihat
pasar di Indonesia yang strategis untuk
tayangan drama Korea, acara gosip, dan lainnya
yang sekiranya menguntungkan mereka.
Mereka melihat hal berbau Jepang seperti
anime sudah mulai reda dan sedikit peminatnya.

4. Bergantinya Tren dari Otaku (Japanese
Geek) Menjadi K-Pop (Korean Wave)
Entah benar atau tidak alasan ini, tapi kita
ikutkan saja. Dulu, hal yang berbau Jepang itu
dianggap keren oleh remaja Indonesia. Mudah
menemukan penggemar hal yang berbau Jepang
mulai dari yang menggeluti hobi game, anime,
manga, cosplay dan lain sebagainya. Sedangkan
sekarang, mereka hanya eksis dalam satu
komunitas dan event tertentu saja. Saat ini lebih
banyak menemukan mereka yang menggemari
hal berbau Korea.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts